Tuesday, 2 April 2013

Observasi Batuan Piroklastik: Dusun Nglengkong, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY, Indonesia


PENDAHULUAN

Batuan piroklastik merupakan batuan yang terbentuk oleh akibat aktifitas gunungapi yang kemudian pengalami pengelasan (welded). Batuan piroklastik digolongkan berdasarkan ukuran butirnya. Menurut mekanisme endapan piroklastik, batuan piroklastik dibagi berdasarkan endapan piroklastik jatuhan, endapan piroklastik aliran dan endapan piroklastik hembusan. Mekanisme endapan piroklastik juga dapat digunakan sebagai penggolongan sebuah batuan piroklastik. Penelitian ini diharapkan:
  • Dapat mendeskripsikan batuan piroklastik pada singkapan. 
  • Dapat mengetahui struktur batuan piroklastik pada singkapan. 
  • Dapat mengetahui jenis dan nama batuan piroklastik pada singkapan. 
  • Dapat mengetahui petrogenesa dari batuan piroklastik pada singkapan. 

LOKASI PENCAPAIAN 

Gambar 1 : Denah lokasi singkapan dari UPN “Veteran” Yogyakarta 

Singkapan ini terletak di Dusun Nglengkong, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Lokasi singkapan ini dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor. Perjalanan dimulai dari kampus UPN “Veteran” Yogyakarta dengan waktu keberangkatan Sabtu, 30 Maret 2013, pukul 14.30 WIB. Berangkat dari gerbang Timur UPN “Veteran” Yogyakarta kemudian belok kiri. Lalu belok kanan, telusuri Jalan Ring Road Utara sampai pada Jalan Laksamana Adi Sucipto. Lalu belok kiri, telururi jalan tersebut. Lurus terus sampai tiba pada persimpangan yang ada di Candi Prambanan. Lalu belok kanan. Teulusuri jalan, kemudian pada persimpangan belok kiri. Telusuri jalan lagi sampai pada persimpangan, kemudian belok kanan. Telusuri jalan tersebut kemudian pada belokan pertama belok kiri. Kemudian jalan lurus dengan jalan yang naik. Kira-kira sekitar setengan kilometer, singkapan berada pada kiri jalan. Di daerah observasi ini terdapat singkapan batuan piroklastik. Singkapan piroklastik ini berbentuk bukit yang tinggi. Lokasi singkapan berjarak sekitar 10 km, waktu yang kami tempuh sekitar 30 menit. 


PEMBAHASAN

Foto 1 : Kondisi singkapan dengan parameter manusia 
Foto singkapan ini diambil pada hari Sabtu tanggal 30 Maret 2013. Cuaca sekitar menunjukan cuaca mendung dengan keadaan setelah hujan reda. Foto diambil pukul 15.30 WIB. Arah pengambilan foto menunjuk ke Utara. Warna lapuk singkapan ini berwarna kecoklatan. Dari bentuknya singkapan ini menunjukan adanya struktur pengendapan. Mekanisme pembentukan dari pengendapan ini adalah melalui aliran. 

Foto 2 : Singkapan dengan parameter palu geologi 
Dijumpai singkapan batuan piroklastik dengan warna lapuk coklat, fresh abu-abu, yang menunjukan struktur pengendapan. Dengan tekstur antara lain, ukuran butir lapilli (0,04mm-2mm), dengan derajat pembundaran adalah menyudut, derajat pemilahan adalah terpilah buruk dan kemas tertutup. Batuan piroklastik ini mempunyai komposisi mineral antara lain, adanya mineral sialis yaitu kuarsa, mineral ferromagnesia yaitu hornbende dan material tambahan yaitu debu halus. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulapilli. Jika dilihat dari bentuknya maka mekanisme pembentukan dari pengendapan ini adalah melalui aliran.

Foto 3 : Sampel batuan I dengan parameter ukur 
Jenis Batuan : Batuan Piroklastik
Warna : Abu-Abu
Struktur : Masif
Tekstur : Ukuran Butir : Lapilli (0,04mm-2mm) Derajat Pembundaran : Menyudut Derajat Pemilahan : Terpilah Buruk Kemas : Tertutup 
Komposisi Mineral : Mineral Sialis : Kuarsa Mineral Ferromagnesia : Hornblende Material Tambahan : Debu Halus 
Nama Batuan : Batulapilli 

Foto 4 : Sampel batuan II dengan parameter ukur 

Jenis Batuan : Batuan Piroklastik
Warna : Putih
Struktur : Masif
Tekstur : Ukuran Butir : Debu Kasar (0,04mm-2mm) Derajat Pembundaran : Membundar Derajat Pemilahan : Terpilah Baik Kemas : Tertutup 
Komposisi Mineral : Material Tambahan : Debu Kasar 
Nama Batuan : Tuff Kasar 

Foto 5 : Bentang alam di sekitar singkapan 


PETROGENESA 

Terdapat gunungapi dengan lubang keluarnya magma hanya ada satu. Magma keluar (terjadi eksplosif) dari gunungapi. Karena ledakan berkekuatan dasyat maka ledakan tersebut sampai menghancurkan tubuhnya sendiri. Material berat dan ringan terlempar ke udara. Material berat jatuh kembali dan membentuk gunungapi baru. Material kecil terendapkan melalui aliran. Material ringan berterbangan di udara. Material kecil telah terendapkan. Material ringan mulai turun. Material ringan terendapkan di atas material kecil yang telah terendapkan. Terbentuklah singkapan yang seperti saat ini.

Gambar 2 : Sketsa Petrogenesa

Singkapan batuan ini memiliki struktur pengendapan. Mekanisme pembentukan dari pengendapan ini adalah melalui aliran. Hal ini terlihat oleh adanya perlapisan-perlapisan yang terbentuk pada singkapan.
Struktur ini awalnya terbentuk akibat adanya ledakan yang sangat dasyat dari sebuah gunungapi. Sampai-sampai ledakan itu menghancurkan tubuhnya sendiri. Kemudian material-material hasil ledakan tersebut terlempar ke atas. Material-material yang mempunyai massa yang berat akan langsung jatuh. Sedangkan material-material dengan massa yang ringan (debu) akan berterbangan di udara. Kemudian massa-massa yang berat akan jatuh pada sisa-sisa tubuh dari gunungapi yang meledak hebat tadi. Dan akan teralirkan oleh morfologi. Aliran oleh morfologi tersebut akhirnya akan terendapkan pada suatu tempat. Karena material-material masih besifat panas, maka material-material tadi akan mengalami pengelasan satu sama lain yang akhirnya akan menyatu semua.
Sedangkan material-material dengan massa yang ringan akan mulai menempati ruang di atas material-material dengan massa yang berat. Proses ini berlangsung lama dan adanya jeda disetiap pengendapan material. Maka terdapat lapisan-lapisan berwarna lain (kuning) yang tipis yang mengisi ruang kosong diatasnya. Material-material dengan massa yang berat akan membentuk Batulapilli. Sedangkan material-material dengan massa yang ringan (debu) akan membentuk Tuff. 


KEGUNAAN SINGKAPAN 

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, singkapan ini dimanfaatkan oleh para penduduk untuk ditambang. Kemudian hasil tambang ini dapat dijual sebagai batu alam. Lalu batu alam ini dapat digunakan sebagai pahan dasar patung atau sebagai bahan dasar untuk kerajinan-kerajian dari batu. 
Foto 6 : Warga sekitar yang memanfaatkan singkapan sebagai daerah penambangan 
Keterangan :
Arah : Utara
Cuaca : Berawan dengan keadaan setelah hujan reda
Pukul : 17.15 WIB 


KESIMPULAN 

Berdasarkan data observasi yang telah diperoleh, maka : 
  • Singkapan ini terletak di dusun nglengkong, desa sambirejo, kecamatan prambanan, sleman, yogyakarta yang memiliki struktur Masif. Dengan tekstur : ukuran butir lapilli (0,04mm-2mm), derajat pembundaran menyudut, derajat pemilahan yaitu terpilah buruk dan kemas tertutup 
  • Singkapan batuan piroklastik ini memiliki struktur pengendapan. Pada singkapan batuan piroklastik ini apabila dilihat dari ukuran butir pada batuan, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah Batulapilli. 
  • Singkapan yang memiliki struktur pengendapan ini terbentuk dari letusan gunungapi yang sangat dasyat. Kemudian material-material sisa ledakan terlempad ke udara. Kemudian jatuh dan teralirkan oleh morfologi dan terendapkan di suatu tempat. 
  • Singkapan dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai bahan dasar kerajinan patung. 


Referensi

No comments:

Post a Comment