Tuesday, 8 July 2014

Ekspedisi II: Gunung Argopuro

Ketertarikan para pecinta alam untuk menjelajah alam cukup besar. Kegiatan penjelajahan tersebut yang kemudian dapat dilakukan sebuah pengumpulan data dari informasi yang berkaitan dengan alam. Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai pecinta alam, salah satunya dengan melakukan suatu ekspedisi yang kemudian dapat diinformasikan dalam bentuk laporan perjalanan yang berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan Informasi untuk masyarakat. Ekspedisi yang dilakukan kali ini merupakan bentuk kegiatan petualangan yang telah  disusun dan direncanakan di alam bebas mulai dari persiapan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.



Peta Topografi Ekspedisi II Zero Phase

Monday, 7 July 2014

Pendidikan Lanjut: Tali Temali

Sebagai seorang pecinta alam akan terasa semakin lengkap ilmunya jika menguasai teknik tali-temali. Bagi anggota Zero Phase, Kadang kala tali merupakan hal sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan. Tali banyak digunakan baik untuk mengikat, mengangkat, ataupun menarik benda. Oleh karena itu perlu teknik dan cara yang tepat untuk melakukan tali-temali. Bentuk simpul bermacam-macam tergantung dari tujuan, penggunaan, dan efektifitasnya. Kadang kita membutuhkan simpul yangkuat namun mudah dibuka kembali, atau simpul kuat dan tidak gampang dibuka dan sebagainya.

Bagi anggota muda kegiatan belajar tali-temali sudah pernah dilakukan jauh hari sebelum menjadi anggota. Sebelum diksar ZP, angkatan V  pernah dibekali teori dan simulasi di ruang Lab Geofisika Eksplorasi. Setiap anak harus memegang tali dan membuat berbagai simpul yang diajarkan oleh seorang yang sudah trampil dalam membuat simpul. Kegiatan simulasi ini dibimbing langsung oleh Mas Arif Widayat, adalah seorang anggota mapala Wanamahe Dirgantara atau mapala Wamadika yang telah berpengalaman dan cukup menguasai  teknik tali-temali.

Dalam mempelajari tali-temali anggota Zero Phase tidak cukup hanya belajar dari teori, atau bahkan simulasi di dalam ruang lab. Sesudah menjadi anggota muda diharapkan mampu memasang tali-temali sendiri seperti untuk kegiatan rappelling  yang diadakan di Jembatan Babarsari. 


Poster Dikjut Tali Temali

Pendidikan Lanjut: Rafting Zero Phase Angkatan V

Dikjut merupakan pendidikan lanjut setelah menjadi anggota muda yang telah melakukan diksar. Dikjut Zero Phase ada berbagai macam, salah satunya dikjut rafting. Rangkaian dikjut harus dilakukan oleh setiap anggota muda Zero Phase agar menjadi anggota tetap. 

Rafting merupakan proses arung jeram menggunakan perahu karet yang dilengkapi dengan peralatan khusus tertentu. Adapun peralatan khususnya yaitu pelampung, dayung, helm, tali lempar, dan perahu karet. Perahu karet ada 2 jenis, yaitu PVC, dan Hipalon. Pada umumnya perahu karet PVC tidak tahan terhadap panas, sedangkan Hipalon tahan pemuaian dan lentur. Perahu karet yang bisas diapakai yang berjenis Hipalon. Tiap-tiap perahu karet mempunyai persyaratan pada volume udara. Perahu karet saat tidak dipakai harus diiisi volume udara lebih kecil 60 % dan apabila dipakai harus mempunyai volume udara dibawah 80 %. Kapasitas perahu karet ada 7 orang ditambah skipper. Dalam rafting, juga memliki beberapa teknik seperti teknik mendayung, teknik rescue dan juga teknik pengarungan.

Waktu dan Tempat
Waktu : 12-13 Oktober 2013
Tempat : Sungai Elo, Magelang, Jawa Tengah 

Poster Dikjut Rafting Zero Phase V

Pendidikan Dasar Zero Phase Angkatan V

Pendidikan dasar atau disebut diksar merupakan langkah awal bagi para anggota muda Zero Phase. Kegiatan ini termasuk salah satu rangkaian acara demi pembentukan anggota muda agar siap menjadi pribadi seorang Zero Phase. 

Pendidikan dasar ini dianggap penting agar seorang anggota muda dapat membentuk mental dan karakter yang kokoh, membentuk sikap rendah hati dan peduli lingkungan, membentuk kapasitas ilmu dalam berkegiatan di alam, membentuk kasadaran akan rasa kesamaan, kebersamaan, kekeluargaan, serta membentuk pribadi yang bijak dan beradab. Selain itu bertujuan sebagai tonggak awal berkembangnya mental dan insting pada anggota muda. Sehingga akan menjadi pribadi yang lebih percaya diri, lebih mampu mengukur kemampuannya, peka terhadap sekelilingnya, dan selalu mempertimbangkan akal sehat dan bukan sekedar menuruti hawa nafsu. Hal-hal tersebut diperlukan untuk mempersiapkan para anggota muda dalam berkegiatan di alam. Mengingat para anggota adalah calon seorang Geofisikawan yang akan selalu terjun berarda di alam dalam kegiatan eksplorasinya.

Kegiatan diksar ini dilakukan selama 5 hari 4 malam dengan rute dari Kulonprogo sampai Sungai Babarsari.  Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu orientasi medan, survival, perjalanan jauh, rescue, kemudian penyematan.


Poster Pendidikan Dasar Zero Phase V