Wednesday 15 May 2013

Observasi Batuan Metamorf: Dusun Watuprau, Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia



PENDAHULUAN

Batuan metamorf adalah batuan yang dihasilkan dari perubahan-perubahan fundamental dari batuan yang sebelumnya telah ada. Metamorfisme adalah proses rekristalisasi di dalam permukaan bumi yang terjadi dalam keadaan padat, yaitu tanpa melalui fasa cair. Tipe metamorfosa yaitu metamorfosa lokal dan metamorfosa regional. Dan struktur batuan metamorf yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi. Sedangka tekturnya yaitu kristaloblastik dan palimsest (tekstur sisa). Dari komposisinya yaitu ada mineral stress dan mineral antistress. Dan untuk penamaannya ada 5 kriteria, yaitu : asal batuan semula, mineralogi batuan metamorf, tekstur , penamaan secara khusus, serta tekstur dan mineralogi. Penelitian ini diharapkan
  • Dapat mendeskripsikan batuan metamorf pada singkapan. 
  • Dapat mengetahui struktur batuan metamorf pada singkapan. 
  • Dapat mengetahui jenis dan nama batuan metamorf pada singkapan. 
  • Dapat mengetahui petrogenesa dari batuan metamorf pada singkapan. 

LOKASI PENCAPAIAN 

Gambar 1 : Denah lokasi singkapan dari UPN “Veteran” Yogyakarta

Keterangan :
A : Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Yogyakarta
B : Lokasi pencapaian
Singkapan ini terletak di Dusun Watuprau, Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Lokasi singkapan batuan ini dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor. Perjalanan dimulai dari kampus UPN “Veteran” Yogyakarta dengan waktu keberangkatan Sabtu 11 Mei 2013, pukul 10.00 WIB. Pertama melewati Jalan Ring Road Utara ke arah Timur. Telusuri jalan tersebut sampai pada pertigaan di Jalan Laksamana Adi Sucipto. Belok ke Timur. Kemudian lurus terus. Hingga Jalan Solo-Jogja tetap lurus. Di kiri jalan terdapat Candi Prambanan, tetap lurus. Kira-kira sampai 10 km ada pertigaan yang terdapat plang berwarna hijau yang menunjukan arah ke Bayat menuju ke kanan. Kemudian telusuri jalan sampai ada persimpangan, belok kanan. Ikuti jalan lurus itu terus. Terdapat belokan-belokan kecil pada jalan tersebut, namun dapat mudah diketahui jalannya dengan memperhatikan papan penunjuk jalan ke arah Bayat. Kemudian akan menjumpai perjabangan jalan yang tidak terdapat papan penunjuk jalan, tetap lurus. Setelah melewati itu, belok ke kiri ke jalan yang sedikit naik ke atas dengan jalan yang terbuat dari semen. Dari situ persimpangan pertama belok kiri. Lalu belok kanan. Kemudian pada persimpangan ketiga belok kiri lagi. Sekitar 2 km dengan jalan yang menanjak kemudian turun lagi maka akan di temui singkapan di sebelah kanan. Di daerah observasi ini terdapat singkapan batuan metamorf. Lokasi singkapan berjarak sekitar 40 km, waktu yang dapat ditempuh sekitar 1 jam 30 menit.

PEMBAHASAN

Foto 1 : Kondisi singkapan dengan parameter manusia

Foto singkapan batuan metamorf ini diambil pada hari Sabtu tanggal 11 Mei 2013. Cuaca sekitar pada singkapan ini menunjukan cuaca yang cerah. Foto ini diambil pukul 12.00 WIB. Dengan arah pengambilan foto menunjuk ke Timur Laut. Pada singkapan ini diketahui nilai azimuthnya yaitu N 60° E. Singkapan batuan metamorf ini berada di sela-sela jenis batuan metamorf yang lain. Warna fresh yaitu abu-abu, sedangkan warna lapuk pada singkapan ini berwarna kecoklatan. Dari bentuknya singkapan ini menunjukan adanya struktur masif.
Foto 2 : Singkapan di lapangan dengan parameter palu geologi
Dijumpai singkapan batuan metamorf dengan warna fresh abu-abu dan warna lapuk kecoklatan. Batuan ini menunjukan adanya struktur masif. Pada batuan metamorf ini tidak menunjukan adanya penjajaran mineral, maka batuan metamorf ini adalah batuan metamorf non foliasi. Kemudian pada pembagiannya termasuk non foliasi yang granulose, karena batuan metamorf ini merupakan mozaik yang terdiri dari mineral-mineral equidimensional serta pada jenis ini tidak ditemukan tidak menunjukan cleavage. Sedangkan tekstur pada batuan metamorf adalah kristaloblastik, yaitu tekstur pada batuan metamorf yang sama sekali baru terbentuk pada saat proses metamorfisme dan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan. Kemudian pada pembagiannya termasuk kristaloblastik yang granoblastik, yaitu tekstur pada batuan metamorf dimana butirnya seragam. Pada batuan metamorf ini dilihat dari komposisi mineral yang ada pada batuan yaitu kalsit maka mineral yang terkandung pada batuan ini adalah mineral antistress, yaitu merupakan mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan yang umumnya berbentuk equidimensional. Dan dari percobaan terhadap HCL, batuan mengeluarkan buih yang hanya sedikit. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah metamarmer.

Foto 3 : Sampel (hand specimen) batuan dengan parameter ukur

Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Warna : Abu-Abu
Struktur : Non foliasi - Granulose
Tekstur : Kristaloblastik - Granoblastik
Komposisi Mineral : Mineral Antistress : Kalsit
Nama Batuan : Metamarmer 


Foto 4 : Bentang alam di sekitar singkapan

PETROGENESA 

Metamarmer merupakan marmer atau batupulaman yang dalam proses metamorfismenya belum sempurna. Metamarmer ini terbentuk dari batuan sedimen, yaitu batugamping. Pada awalnya batugamping tersebut berada di atas permukaan bum. Tepatnya letak batuan itu berada pada dekat antara pertemuan antar 2 lempeng yang berbeda, yaitu antara lempeng benua dan lempeng samudra. Karena lempeng samudra mempunyai massa jenis yang lebih berat daripada lempeng benua, maka ketika bertumbukan antar 2 lempeng tersebut, lempeng samudra lah yang menunjam ke bawah permukaan bumi. Menunjamnya lempeng samudra tersebut sambil membawa batugamping yang berada di luar permukaan. Yang menyebabkan akhirnya batugamping tersebut mengalami kontak dengan magma yang sangat panas dengan tetap mengalami tekanan yang kecil dari yang terjadi karena ada penguburan batuan. Sebenarnya metamorfisme membutuhkan jangka waktu tertentu, akibat dari belum cukupnya waktu untuk seluruhnya termetamorfkan, maka batugamping tersebut hanya termetamorfkan sebagian saja. Sesaat itu, akibat ada pergerakan lempeng yang kali ini saling menjauh, menyebabkan batuan itu terangkat dan tersingkap di luar permukaan.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini antara lain:
  • Singkapan batuan metamorf ini terletak di Dusun Watuprau, Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah memiliki warna fresh abu-abu dan warna lapuk kecoklatan, memiliki struktur non foliasi - granulose. Dengan tekstur kristaloblastik - granoblastik. Dan memiliki komposisi mineral adalah mineral antistress yaitu kalsit. 
  • Pada singkapan batuan metamorf ini, dilihat dari observasi lapangan dan dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah metamarmer. Hal itu dapat dilihat juga dari sedikitnya busa yang keluar ketika dites dengan HCL. 
  • Metamarmer merupakan marmer atau batupulaman yang dalam proses metamorfismenya belum sempurna. Metamarmer ini terbentuk dari batuan sedimen, yaitu batugamping. Batugamping tersebut mengalami kontak dengan magma yang sangat panas dengan tetap mengalami tekanan yang kecil dari yang terjadi karena ada penguburan batuan. 


Referensi

No comments:

Post a Comment